Untuk pertama kalinya, para ilmuwan mengatakan bahwa mereka telah menemukan kerangka paus di dasar laut dekat Antartika. Terletak hampir satu mil di bawah permukaan laut, kuburan tersebut dipenuhi dengan makhluk hidup aneh, termasuk sedikitnya sembilan spesies baru makhluk dasar laut yang kecil, menurut sebuah penelitian terbaru.
Meskipun paus secara alami tenggelam ke dasar laut ketika mereka mati, sangat jarang para ilmuwan menemukan tempat-tempat peristirahatan terakhir mereka, yang dikenal sebagai "kuburan paus." Menemukan salah satunya, biasanya membutuhkan kendaraan bawah laut yang dikendalikan dari jarak jauh dan sedikit keberuntungan.
"Pada saat ini, satu-satunya cara untuk menemukan kuburan paus adalah dengan menuju tempat tersebut menggunakan kendaraan bawah air," kata peneliti Jon Copley, dari University of Southampton di Inggris, dalam sebuah pernyataan. Tim ini tak sengaja menemukan persebaran tulang 10,7 meter milik paus Minke selatan saat mereka sedang mengeksplorasi kawah bawah laut di dekat South Sandwich Islands.
"Kami baru saja selesai menyelam dengan kendaraan Inggris yang dioperasikan dari jarak jauh, Isis, ketika kami melihat sederetan blok berwarna pucat di kejauhan, ternyata tulang paus di dasar laut," jelas Copley.
Ketika paus mati dan tenggelam ke dasar laut, bangkai mereka menyediakan tambahan gizi dan habitat bagi kehidupan dalam laut. Meskipun daging mereka akan terurai dalam beberapa pekan, tulang paus dapat bertahan sekitar 60 sampai 100 tahun. Bakteri dan makhluk aneh seperti cacing zombie, hewan tanpa mulut dan tanpa mata, makan dari kerangka itu.
"Hewan terbesar di planet juga merupakan bagian dari ekologi laut yang sangat dalam, menyediakan habitat yang kaya makanan dan tempat tinggal bagi hewan bawah laut selama bertahun-tahun setelah kematian mereka," ujar Diva Amon, peneliti lain dari University of Southampton. "Meneliti sisa-sisa paus Minke selatan tersebut memberikan wawasan tentang cara nutrisi didaur ulang di laut, yang secara global mungkin menjadi proses penting di lautan kita."
Kuburan paus Antartika, yang diperkirakan telah berada di dasar laut selama beberapa dekade, telah disurvei menggunakan kamera berdefinisi tinggi. Beberapa sampel dikumpulkan untuk dipelajari di darat. Tim mendapati beberapa spesies baru siput laut dan cacing-cacing yang hidup dari tulang tersebut. Salah satu contohnya adalah spesies baru isopod crustacea, mirip dengan kutu kayu, yang merangkak di atas kerangka itu, menurut pernyataan dari National Oceanography Centre Inggris.
Para peneliti juga menemukan spesies cacing zombie (Osedax) yang belum bisa dideskripsikan, yang bisa membantu para ilmuwan mempelajari bagaimana spesies misterius tersebut, secara mengejutkan, bisa memiliki beraneka ragam jenis dan tersebar luas. (Mereka telah ditemukan dalam kuburan paus di timur dan barat Pasifik serta Atlantik Utara.)
"Salah satu misteri besar yang masih tersisa dari biologi laut dalam adalah bagaimana invertebrata kecil bisa tersebar di antara habitat terisolasi yang disediakan bangkai paus di dasar laut," kata Adrian Glover, seorang peneliti di Natural History Museum di London, dalam sebuah pernyataan.
Sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa strategi seks yang dilakukan cacing zombie adalah kunci keberhasilan mereka. Para betina dari spesies Osedax japonica dewasa dengan lebih cepat dan kemudian secara terus-menerus menghasilkan telur yang dibuahi para pejantan, menurut temuan para ilmuwan. Terlebih lagi, larva cacing zombie bisa berenang aktif selama setidaknya 10 hari sebelum menetap di tulang di dasar laut, menurut penelitian baru, yang dijelaskan secara rinci dalam jurnal Naturwissenschaften.
Inilah Kerangka Ikan terbesar di Laut
4/
5
Oleh
I Wayan Budiana